BIOGRAFI "TAUFIK HIDAYAT"




BIOGRAFI


Nama             : Taufik Hidayat
Tanggal Lahir: Jawa Barat, 10 Agustus 1981
Pekerjaan      : Atlet Bulutangkis


Taufik Hidayat  merupakan pemain bulutangkis  tunggal putra dari Indonesia. Dia  berasal dari klub SGS Elektrik Bandung.

Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini merupakan pemain bulu tangkis peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final. Saat umur 13 tahun dia mulai meraih gelar juara untuk pertama kalinya, yakni di kejuaraan Aqua Master. Di tahun 1996 dia menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Piala Suryanaga di Surabaya. Lalu di bulan November, dia direkrut masuk Pelatnas Cipayung dan  ditangani oleh pelatih Mulyo Handoyono. Tahun-tahun pertama di Cipayung, dia merasa tidak nyaman karena sering diplonco seniornya. Cara penanganan Mulyo terhadap Taufik begitu tepat karena di tengah lapangan Mulyo adalah pelatih dan di luar dia bisa bertindak seperti orangtua sekaligus sahabat karib.
      Gelar pertama yang diraih sesudah masuk Pelatnas adalah Kampiun di Kejuaraan Asia Junior tahun 1997, dia juga memenangkan turnamen Jerman Terbuka Junior. Taufik sukses memetik gelar pertamanya di kancah seri Grand Prix IBF setelah menjuarai turnamen Brunei Darussalam Terbuka.
 Pada 21 Agustus 2005, Taufik Hidayat menjadi juara dunia setelah berhasil mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga dia berhak menjadi pemain tunggal putra pertama yang dapat memegang gelar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade pada tahun yang sama. Selain itu, Taufik Hidayat juga sedang memegang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006).
       Taufik juga tidak luput dari cerita pahit karena kalah dan tersingkir merupakan kosa kata yang akrab dalam dirinya. Dalam usia 17 tahun, dia sukses masuk final turnamen bergengsi All England. Meskipun gagal meraih juara, penampilan Taufik yang dingin, tenang, dan nyaris tanpa ekspresi mengundang decak kagum. Dia pemain termuda sepanjang sejarah 100 tahun penyelenggaraan All England yang mampu bertanding di partai puncak. Dua kali taufik  masuk final namun tetap mengalami kegagalan meraih gelar All England, dia sangat  menyesali kegagalan ini akibat dari mentalnya belum stabil dan tegang menjalani tugas yang sedemikian berat. Dari kegagalan itu dia bertekat harus belajar membenahi mentalnya. Taufik  yang ketika itu sebagai pemain yang menduduki peringkat pertama IBF yang diharapkan berjaya justru main buruk, sehingga harus mengalami kegagalan di Olimpiade Sydney 2000.
       Bolehlah pemain berusaha, namun terkadang takdir menetukan lain, hal ini dialami Taufik ketika berlaga pada Kejuaraan Dunia 2001 di Spanyol. Dia mengalami cidera hamstring paha kanan yang mengakibatkan dia terpaksa untuk tidak meneruskan pertandingan dan memberikan kemenangan bagi lawannya. Dia keluar lapangan dengan air matanya yang terus berderai karena gagal menjadi juara, padahal dia ingin mempersembahkan kemenangan tersebut kepada sang pelatih, Mulyo Handoyo yang kontraknya akan habis.
      Dikalangan bulutangkis nasional, Taufik memang terkenal kritis, berani, dan lantang bicara apa adanya, bahkan cenderung emosional. Ketua Umum PB PBSI, Subagyo Hadisiswoyo pernah dikritik di muka umum oleh Taufik, pernyataan Taufik tersebut membuatnya di jatuhi skorsing, sehingga tidak dikirim ke pertandingan Korea Terbuka dan Final Grand Prix di Brunei Darussalam 2001 oleh PBSI. Mengenai kasus tersebut, dia menyatakan kepada pers akan intropeksi diri dan tidak akan surut untuk megkritik hal-hal yang salah di pelatnas.

       Taufik juga ikut andil di Olimpiade Beijing 2008, namun dia terpaksa harus langsung kalah di pertandingan pertamanya melawan Wong Choong Hann di babak kedua. Selain itu, dia juga telah enam kali menjuarai Indonesia Terbuka: 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006. Pengalaman lainnya dari seorang Taufik Hidayat adalah meraih Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006, dan 2008) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003, dan2005).
          Kecermelangannya dilapangan juga diikuti dengan kehidupan asmaranya, Taufik Hidayat memutuskan untuk menikahi Ami Gumelar, putri Agum Gumelar dan Linda Amalia Sari. Mereka telah dikaruniai seorang putri pada tanggal 3 Agustus 2007, yang kemudian diberi nama Natarina Alika Hidayat. Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum ia berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia. Kemudian beberapa tahun berselang, mereka kembali dikaruniai seorang putra pada tanggal 11 Juni 2010, yang kemudian diberi nama Nayutama Prawira Hidayat.
Diakhir Biografi Taufik Hidayat Taufik Hidayat memutuskan untuk mundur dari Pelatnas Cipayung pada 30 Januari 2009. Keputusan ini dia buat agar dirinya dapat menjadi pemain profesional dan agar dirinya dapat melakukan bisnis lain seperti pengadaan alat olahraga prestasi Lengkap Taufik Hidayat
Tahun 1998: Juara Brunei Open
Tahun 1999: Juara Indonesia Open, Juara SEA Games.
Tahun 2000: Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open, Juara Kejuaraan Asia
Tahun 2001: Juara Singapore Open
Tahun 2002: Juara Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Juara Asian Games
Tahun 2003: Juara Indonesia Open
Tahun 2004: Juara Indonesia Open, Juara Kejuaraan Asia, Juara Olimpiade
Tahun 2005: Juara Singapore Open, Juara Kejuaraan Dunia
Tahun 2006: Juara Indonesia Open, Juara Asian Games
Tahun 2007: Juara Kejuaraan Asia, Juara SEA Games
Tahun 2008: Juara Macau Open
Tahun 2009: Juara US Open, Juara India Open
Tahun 2010: Juara Canada Open, Juara Indonesia GP Gold, Juara French Open SS.
Tahun 2011: Semifinalis VICTOR- BWF Superseries Finals, Runner Up PROTON                   
                    MALAYSIA OPEN SUPER SERIES, Semifinalis Victor Korea Open Super                  
                    Series Premier, Semifinalis Yonex – Sunrise India Open Superseries,
                    Perempat final Indonesia Open Superseries Premier 2011, perempat final
                    2011 Yonex OCBC US Open Grand Prix Gold, Runner - up 2011 Yonex
                    Canada Open, Semi final Bankaltim Indonesia Open GP Gold 2011, Juara
                     India Open Grand Prix Gold 2011.
Tahun 2012: Semifinal MAYBANK Malaysia Open Presented by PROTON, Perempat final YONEX All England Open Badminton Championships 2012, Semi final Swiss Open 2012, Perempat final 2012 Yonex Australian Open GP Gold, Perempat final Yonex Sunrise India Open 2012, Perempat final YONEX Open Japan 2012.
    Taufik mewujudkan impianya tersebut dengan mendirikan taufik hidayat arenayang berlokasi di daerah ciracas, jakarta timur. Gedung bulu tangkis ii didirikan di areal seluas 6600 meter dan akn dijadikan tempat pelatihan bulu tangkis bagi yang ingin bertanding. Kini setelah sukses, Taufik kerap berganti-ganti mobil mewah, mendirikan perusahaan kontraktor bersama rekannya, memilki rumah mewah, dua tanah yang cukup luas, dapat membiayai ibadah haji kedua orangtua, dan membantu biaya pendidikan sang adik. Kunci sukses Taufik adalah latihan keras untuk menjadi juara, sehingga uang banyak dan materi berlimpah tidak mustahil bisa diperoleh. Dia juga senang dengan kehidupan malam, dugem bukanlah suatu hal yang asing baginya namun sebagai atlet profesional, dia cukup dewasa dalam menentukan sikap dan bertanggungjawab atas profesinya. Taufik memiliki hobi bermain sepakbola dan biliar, dengan hobinya tersebut dia memperoleh manfaat besar. Menyalurkan hobi baginya merupakan sarana membuang jenuh, memperluas pergaulan, dan menambah wawasan. Taufik memiliki kepribadian yang sangat luwes, memilki karisma, easy going, dan loyal terhadap teman-temannya. Taufik berharap Bangsa Indonesia dapat lebih menghargai seorang atlet profesional sebagai aset bangsa ini yang memilki nilai tinggi.






























Nama        : Indriani Ramadhanti
kelas         : 9.6
Tugas        : PKN ( biografi )
Sekolah      : SMP N 16 Bogor










Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF GLOBALISASI

Manfaat Binahong